Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

RMI PBNU Tanggapi Peta Jalan Pengembangan Kemandirian Pesantren

0 89

Ibadah.co.id – Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) menanggapi Peta Jalan Pengembangan Kemandirian Pesantren yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah. Pemerintah dalam hal ini diharapkan dapat memberikan perhatian serius soal kesejahteraan pesantren.

Seperti dilansir republika.co.id pada 5/5/21, Kementerian Agama (Kemenag) resmi meluncurkan program Peta Jalan Pengembangan Kemandirian Pesantren di Jakarta, Selasa (4/5). Menanggapi hal ini, Ketua Umum Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU), KH. Abdul Ghafarrozin, berharap program ini bisa dijalankan dengan serius dan konsisten.

“RMI sangat berharap agar peta jalan yang disusun benar-benar dilaksanakan dengan serius dan konsisten,” ujar pria yang akrab disapa Gus Rozin, saat dihubungi Republika, Rabu (5/5).

Ia juga menyebut selama ini RMI PBNU terlibat aktif memberikan masukan kepada Kemenag selama proses penyusunan peta jalan kemandirian pesantren.

RMI sendiri memiliki fokus dan konsen yang sangat bersar terhadap kemandirian ekonomi pesantren. Ia menilai kemandirian ekonomi yang ada di dalam pesantren memiliki potensi yang sangat besar

Gus Rozin menyebut masyarakat pesantren, yang terdiri dari santri, wali santri, serta alumni pesantren, jumlahnya tidak kurang dari 85 juta orang. Hal ini bisa menjadi potensi penyemaian usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Masyarakat pesantren tidak kurang dari 85 juta orang merupakan potensi penyemaian UMKM dan pesantren memiliki modal dasar untuk ikut memberdayakannya,” lanjutnya.

Tak hanya itu, ia juga menyebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pesantren tidak pernah mengharapkan pemerintah sebagai satu-satunya pihak yang memberikan dukungan. Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi dari dan untuk pesantren merupakan sebuah keniscayaan.

Pesantren Sebagai Institusi Pendidikan Yang Mandiri

Pengurus RMI PBNU, KH Ulun Nuha, menyebut pesantren merupakan institusi pendidikan yang paling mandiri. Sejak berdirinya pesantren, Kiai bukan hanya berperan sebagai sumber ilmu dan pengetahuan namun juga manajer yang mampu menggerakkan semua sumber daya yang ada agar lembaga pendidikannya bisa berjalan dengan baik.

“Pesantren merupakan komunitas yang paling mandiri dan diakui oleh para peniliti. Pesantren tidak tergantung dari pemerintah. Jika ada yang membantu, alhamdulillah, namun kalau tidak ada, show must go on,” ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (5/5).

Kiai Ulun Nuha menyebut pesantren memiliki dua semangat utama, yakni semangat mengajar dan berdakwah. Dalam perjalanannya, pesantren juga memiliki potensi untuk mencetak agen perubahan. Perubahan yang dimaksud ini bukan hanya untuk komunitasnya namun juga masyarakat yang ada di sekitar. Dalam konteks ini, program Peta Jalan Kemandirian dari Kemenag dinilai sangat relevan. Latar belakang dan potensi kemandirian yang dimiliki sebuah pesantren diharap bisa lebih terstruktur dan optimal, serta bisa menginspirasi khalayak luas. (RB)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy