Triyono Ghani: Betapa Pentingnya Kenalkan Industri 4.0 Kepada Masyarakat dari Sabang sampai Merauke
Ibadah.co.id – Salah satu narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Triyono Ghani. Menjelaskan tentang betapa pentingnya memperkenalkan Industri 4.0 kepada masyarakat. Hal ini diungkapkan ketika acara Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh PBNU.
“Tantangan terbesar bagi kami adalah, betapa pentingnya yang namanya memperkenalkan indrustri 4.0 kepada masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Karena Negara lain sudah maju dalam hal penerapan indsutri 4.0. Inonesia adalah negara besar, berfikirnyapun harus besar, sehingga potensinya lebih besar di banding negara lainnya”. Kata Triyono Ghani, selaku Direktur Pengurusan Perizinan dan Pengawasan Fintek OJK di Gedung PBNU Jakarta, pada Jum’at (21/6).
Acara FGD ini mengundang beberap narasumber, diantaranya adalah Triyono Ghani (Direktur Pengurusan Perizinan dan Pengawasan Fintek OJK), Jaka Santos (Direktur Pasca Sarjana UNIDA Bogor), Mir Haque (CEO Fairbanc Incorporate), dan dimoderatori langsung oleh Bambang Adi selaku PW HPN DKI Jakarta. FGD ini juga mengangkat tema “Membangun Kekuatan UKM dengan Pendampingan dan Pembiayaan Syariah.
Triyono menegaskan bahwa Indonesia ini adalah negara besar, sangat besar dibanding negara Malaysia dan Singapura. Akan tetapi masih kalah dalam hal peraktik Industri 4.0. karena masih ada warga kita yang masih belum mengerti tentang Indusitri ini. Bahkan, ada yang menganggap ini sebagai musuh.
Tidak sedikit juga yang mengeluh, mengatakan bahwa Industri 4.0 menjadi musuh karena semuanya serba menggunakan digital. Hal ini dianggap sebagai pemicu adanya pengangguran dan menghilangkan profesi. Justru, dengan sebab industri 4.0, kalimat ini perlu kita cermati dengan baik, karena pada hakikatya tidak demikian, kata Triyono.
Triyono juga menjelaskan, dengan adanya industri 4.0 banyak diciptakan lapangan kerja. Contoh kecilnya, ada pengusaha ojek online (ojol) yang sudah menyebar di mana-mana. Justru ini banyak membuka lapangan pekerjaan dengan bermodalkan motor dan handphone. Bahakan tokohnya semakin banyak.
Bukan hanya ojol, membuat keripik singkongpun yang awalnya di kampung, justru sekarang bisa di pasarkan melalui online, sehingga lebih banyak yang tahu. Maka ini juga justru membuka peluang bekerja. Bahkan trendnya sekarang, kita tidak perlu punya toko kalau mau berjualan.
Adapun Aspek Syariahnya, Industri 4.0 ini memiliki sifat ekonomi berbagi (share economic). Dalam arti, membagikan lapangan pekerjaan kepada seluruh masyarakat Indonesia dari sabang sampai Merauke. Supaya pengangguran di negeri ini pelan-pelan menjadi hilang dengan sebab Industri 4.0, tegas Triyono.
(RB)