Adakah Shalat Sebelum Peristiwa Isra Mi’raj?
Ibadah.co.id – Shalat lima waktu diwajibkan setelah peristiwa isra mi’raj Nabi Muhamad Saw. Hal ini bukan berarti sebelum itu Nabi tidak pernah mengerjakan shalat. Sebenarnya, kewajiban shalat sudah ada sebelum peristiwa isra mi’raj.
Salat diwajibkan kepada Nabi Muhammad sejak awal ia diangkat sebagai Nabi dan menerima wahyu pertama. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadis riwayat Ahmad dan Ad Daraquthni bahwa:
أن جبريل أتاه في أول ما أوحي إليه فعلمه الوضوء والصلاة
“Jibril datang kepada Rasul ketika menyampaikan wahyu pertama dan mengajarkan Rasul wudhu’ dan shalat.”
Adapun menurut Ibnu Ishaq, kewajiban shalat dimulai sejak Rasulullah menerima wahyu pertama. Bahkan, Rasul dan Khadijah sudah shalat sebelum shalat lima waktu diwajibkan.
Dalam kitab Fathul Bari Syarah Shahih Al Bukhari, Ibnu Rajab Al Hanbali mengutip sebuah hadis yang berbunyi:
وقال ابن عباس: حدثني أبو سفيان في حديث هرقل، فقال يأمرنا، يعني النبي صلى الله عليه وسلم، بالصلاة والصدق والعفاف
“Ibnu Abbas berkata, dari Abu Sufyan tentang hadits Herakilius, bahwa Nabi Saw. memerintahkan kami shalat, jujur, dan menjaga harga diri.”
Dalam hadis ini difahami bahwa Rasulallah Saw. memerintahkan para sahabatnya untuk mengerjakan shalat, berkata jujur dan menjaga harga diri.
Riwayat ini terdapat dalam Shahih Al Bukhari. Menurut Ibnu Rajab, adanya riwayat ini menunjukkan Rasulullah sejak awal sudah memerintahkan umatnya untuk shalat, berkata jujur, dan menjaga harga diri. Bahkan ia sendiri juga melakukan hal yang sama sebelum adanya kewajiban shalat lima waktu. Ibnu Rajab menegaskan:
والأحاديث الدالة على أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي بمكة قبل الإسراء كثيرة
“Hadits yang menunjukkan Nabi mengerjakan shalat sebelum isra sangatlah banyak.”
Berapa Raka’at Shalat sebelum Isra?
Melihat penjelasan di atas dapat dipahami bahwa perintah mengerjakan shalat sudah ada sebelum peristiwa isra. Namun pertanyaannya, bagaimana bentuk shalat yang dikerjakan Rasulullah, berapa rakaat, dan kapan saja waktunya?
Merujuk pada penjelasan Ibnu Rajab dalam Fathul Bari, ulama berbeda pendapat terkait bagaimana shalat Rasul sebelum isra. Tetapi yang paling penting, seluruh ulama ingin membuktikan bahwa kewajiban shalat sudah ada sebelum isra. Ibnu Rajab menjelaskan:
لكن قد قيل: إنه كان قد فرض عليه ركعتان في أول النهار وركعتان في أخره فقط…وقال قتادة: كان بدء الصلاة ركعتين بالغداة وركعتين بالعشي
“Tetapi, ada yang mengatakan bahwa shalat yang diwajibkan pada Rasul pada awalnya adalah dua raka’at shubuh dan dua raka’at waktu malam… Qatadah mengatakan, ‘Shalat pertama kali adalah dua raka’at shubuh dan dua raka’at isya.”
Dengan demikian, perintah shalat pertama kali tidak langsung lima waktu, tetapi hanya dua kali sehari, yaitu dua raka’at di waktu shubuh dan dua raka’at di waktu isya’.
Shalat Nabi sebelum Mi’raj
Kemudian masih timbul pertanyaan, kira-kira salat apa yang dikerjakan Nabi sebelum mi’raj. Sebagaimana diketahui, sebelum mi’raj, Rasulullah berhenti di Baitul Maqdis untuk mengerjakan shalat. Hal ini seperti dikisahkan dalam banyak hadis isra mi’raj. Salah satu penggalan hadis tersebut adalah:
ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْن
“Kemudian Rasul masuk masjid dan shalat dua rakaat”.
Ali Mula Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih pada saat menjelaskan hadis ini mengatakan:
أي: تحية المسجد، والظاهر أن هذه في الصلاة التي اقتدى به الأنبياء وصار فيها إمام الأصفياء
“Maksudnya, shalat tahiyatul masjid. Secara lahir, inilah shalat yang diikuti oleh para Nabi, sehingga Nabi Muhammad menjadi imamnya para Nabi”.
Merujuk pendapat Mula Al-Qari, shalat yang dikerjakan Nabi di Baitul Maqdis adalah shalat tahiyatul masjid dan jumlah raka’atnya dua raka’at.
Dengan melihat penjelasan di atas, sudah jelas bahwa shalat sudah ada sebelum peristiwa isra dan mi’rojnya Nabi Muhammad Saw., adapun jumlah rakaatnya tidak sama dengan sesudah peristiwa itu. Wallahu a’lam bishhowab.
(Ed.RB)