Kisah Utsman bin Mazh’un, Sahabat yang Ditegur Nabi Karena Ingin Membujang Seumur Hidup
Ibadah.co.id – Saat seseorang begitu sibuk dengan apa yang dikerjakan, termasuk cita-cita dalam hidupnya, ia sampai pada kesimpulan untuk jomblo. Dalam arti, tidak mau punya pasangan hidup. Bisa juga karena motivasi lain misalnya tidak kunjung berhasil mendapatkan pasangan hidup, ia memutuskan untuk tidak menikah saja.
Apapun alasannya, namun pada prinsipnya, memiliki pasangan hidup adalah fitrah manusia. Dan, Nabi Muhammad Saw. sendiri justru yang mengatakan bahwa saya shalat dan puasa, namun saya tetap memiliki pasangan (lakin anaa usholli, wa ashuumu, wa atazawwaju).
Pada zaman Nabi Saw, ada seorang sahabat Nabi yang punya niat untuk tidak menikah. Namanya adalah ‘Utsman bin Mazh’un. Kisah keinginan yang diutarakannya langsung kepada Nabi ini direkam dalam Kitab Musnad Ahmad dari Sa’d bin Abi Waqqash dan dalam Sunan Abu Dawud dari ‘Aisyah Ra.
أن عثمان بن مظعون أراد التبتل، فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم: أترغب عن سنتي ؟ قال: لا والله، ولكن سنتك أريد. قال: فإني أنام وأصلّي، وأصوم وأفطر، وأنكح النساء، فاتق الله يا عثمان، فإن لأهلك عليك حقّا، وإنّ لضيفك عليك حقا، وإن لنفسك حقا، فصم وأفطر، وصلّ ونم.
“Utsman bin Mazh’un pernah ingin untuk tidak menikah (membujang). Rasulullah Saw. lalu bersabda kepadanya, “apa kamu ingin menghindari sunahku? Utsman berkata: “tidak demi Allah, saya ingin mengikuti sunnahmu.” Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya saya tidur, shalat, puasa, makan, dan menikahi perempuan. Maka tetaplah bertakwa wahai ‘Utsman. Sesungguhnya engkau tetap memiliki kewajiban pada keluargamu, ada juga kewajiban pada sisi pribadimu, ada juga kewajiban pada jiwamu. Maka berpuasalah lalu berbuka, shalatlah namun tetap tidur”.
Dalam riwayat lain, seperti dikutip oleh Ibn Rajab al Hanbali dalam Lathaif al Ma’arif, tidak hanya Utsman bin Mazh’un yang berniat untuk membujang. Ada sejumlah yang punya niat yang sama seperti dikisahkan oleh seorang tabi’in, ‘Ikrimah,
وقد قال عكرمة وغيره: إن عثمان بن مظعون وعلي بن أبي طالب والمقداد وسالما مولى أبي حذيفة في جماعة تبتلوا فجلسوا في البيوت، واعتزلوا النساء، وحرّموا طيبات الطعام واللباس، إلا ما يأكل ويلبس أهل السياحة من بني إسرائيل، وهموا بالإختصاء، وأجمعوا لقيام الليل وصيام النهار، فنزلت فيهم: “يا أيها الذين آمنوا لا تحرّموا طيّبات ما أحلّ الله لكم ولا تعتدوا إن الله لا يحب المعتدين”.
“Ikrimah dan lainnya berkata: Sesungguhnya ‘Utsman bin Mazh’un, ‘Ali bin Abi Thalib, al-Miqdad, Salim mawla Abi Hudzaizah berkelompok, berniat untuk membujang lalu mereka hanya duduk saja di dalam rumah, tidak menikah, tidak makan dan memakai pakai yang baik, kecuali apa yang dimakan dan dipakai para pengelana dari Bani Isra’il. Dan, mereka pun berniat untuk mengebiri diri. Mereka berkumpul sepanjang malam untuk shalat dan berpuasa di siang harinya. Lalu turunlah ayat, Wahai orang-orang yang beriman, janganlah engkau haramkan segala sesuatu yang baik yang telah Allah halalkan untuk kalian, dan (dengan begitu) janganlah sampai melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Demikianlah kisah ‘Utsman bin Mazh’un, sahabat Nabi Saw. yang ditegur oleh Nabi Saw. karena pernah mencoba ingin beragama “melampaui” apa yang sewajarnya dilakukan, bahkan melampaui yang dilakukan Nabi Saw. sendiri. Wallahu A’lam bisshowab.
(Ed.Rb)