Take a fresh look at your lifestyle.

Tiga Ciri Umum Sesesorang Dikatakan Ibadah Hajinya Mabrur

0 114

Ibadah.co.id –Banyak orang yang telah melakukan ibadah haji, sesampainya di kampung halaman, dalam kehidupan-aktifitas kesehariannya selalu mengenakan pakaian serba putih. Baju gamis atau jubah putih, celana putih, peci putih (peci haji), bahkan sorban putih. Begitupun dengan yang hajahnya, serba pakaian putih. Mungkin mereka kira kalau haji mambrur itu ditandai dengan penampilan fisiknya itu. Padahal itu sama-sekali tak menandakannya.

Melainkan haji mabrur itu hal yang sifatnya nonfisik. Atau bisa jadi dari yang nonfisik itu menjawantah kepada yang fisik melalui perilakunya. Haji mambrur itu erat dengan suasana hati, pikiran dan tindakannya. Apakah tindakan memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan itu ikhlas karena Allah, atau karena ingin dianggap baik atau ingin dikatakan hajinya mambrur.

Begitupun dengan pikirannya, apa selalu berbaik sangka (husnudhan) atau sebaliknya. Apakah ucapan-ucapannya itu mengandung kebaikan atau malah membuat sakit orang. Kalau misalnya berbuat baik dan ikhlas, apakah itu baru-baru pulang haji saja atau dalam waktu lama. Cobaannya memang berat. Karena justru dikatakan ibadah hajinya berhasil atau tidak, itu terlihat selepas prosesi ibadah tersebut sampai waktu nyawanya diambil Allah.

Untuk itu, dalam beberapa kesempatan, Konsultan Ibadah Haji Indonesia sektor 1 Makkah, Habib Salim al-Jufri selalu mengingatkan kepada jemaah, bahwa ujian jemaah haji itu selepas kembalinya di Tanah Air.

“Haji mabrur akan mendapatkan ujian mulai dari setelah kembalinya ia dari tanah suci sampai dengan wafat,” kata Konsultan Ibadah Haji Indonesia sektor 1 Makkah, Habib Salim al-Jufri, (28/8).

Setidaknya ada 3 ciri yang paling mudah dilihat apakah seseorang itu hajinya mambrur atau tidak. Kalau menurut Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa haji seseorang benar-benar menjadi mabrur apabila ia membawa manfaat bagi orang sekitarnya.

“Haji mabrur menurut Rasulullah ditandai dengan senangnya ia memberi makan orang lain. Ini artinya, haji mabrur akan memiliki sifat mudah dan suka membantu orang yang membutuhkan. Tidak pulang haji malah pelit,” katanya.

Yang kedua, haji mabrur akan senantiasa menyebar keselamatan dan kedamaian untuk orang yang ada di sekitarnya. Haji mabrur mampu mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin kepada siapa saja baik sesama muslim maupun dengan agama dan suku yang berbeda.

“Haji mabrur tidak akan gampang menyalahkan, mengafirkan, dan membid’ahkan orang lain,” tegasnya saat memberi penyuluhan pada jemaah kelompok terbang (kloter) 51, 53, dan 55 yang berada di Hotel Al Zaer Mashaer 114 Syisyah, Mekkah, Rabu (28/8).

Tanda yang ketiga, haji mabrur akan senantiasa mengeluarkan ucapan yang baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Yang keluar dari lisannya adalah hal yang baik seperti dzikir dan hal bermanfaat lainnya serta jauh dari membicarakan orang lain.

Tentu saja dari sisi ibadahnya semakin menjadi-jadi. Artinya semakin baik dan semangat. Baik yang sifatnya ibadah makhdah atau goir makhdah. “Tanda haji mabrur, setelah pulang kembali ke tanah air, ibadahnya semakin rajin, sedekahnya semakin masif, dan amal ibadah lainnya semakin ditingkatkan,” jelasnya. (ed.AS/ibadah.co.id/nuonline)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy