Keutamaan dan Dalil Puasa Sunah Syawal

Ibadah.co.id-Sebagaimana yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW puasa setelah Ramadhan, yaitu puasa sunah Syawal. Puasa Syawal adalah puasa sunnah di bulan Syawal, yaitu dilaksanakan selama enam hari pada bulan Syawal, mulai tanggal 2 Syawal, sehari setelah Idul Fitri.

Adapun keutamaan-keutamaan dan dalil kesunnahan puasa sunah Syawal ini telah kami rangkum, Selasa (19/05), sebagai berikut:

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa puasa sunah Syawal memiliki keutaman. Bagi seseorang yang sempurna puasanya di bulan Ramadhan serta berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia mendapatkan pahala puasa setahun penuh. Hal ini tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim No.1164)

Di atas adalah dalil dari jumhur atau mayoritas ulama yang menjadikan dasar hukum kesunnahan puasa di bulan Syawal. Adapun pendapat yang mengatakan puasa di bulan Syawal adalah sunnah adalah Madhzab Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad. Sementara, Mahdhzab Imam Malik menghukumi makruh.

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan bahwa, “Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab (sunah) menurut mayoritas ulama.” (Al-Mughni, 3/176)

Sementara, Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Pendapat Madhazab Imam Syafi’i menghukumi puasa di bulan Syawal didasari oleh hadis shohih dari Nabi Muhammad Saw. Jika telah terbukti didukung dasar dalil hadis Nabi, maka pendapat tersebut tidaklah ditinggalkan hanya perkataan sebagian orang.

Bahkan ajaran Nabi Muhammad Saw tidaklah ditinggalkan walaupun mayoritas atau seluruh manusia berselisih. Sedangkan ulama yang khawatir puasa di bulan Syawal disangka sebuah kewajiban, maka sangkaan yang sama bisa membatalkan anjuran puasa sunnah lainnya, seperti puasa Arafah, puasa Asyura’ dan puasa sunnah lainnya.” (Syarh Shahih Muslim. 8: 51). (HN/Kontributor)