Ibadah.co.id. Pamekasan–Ribuan santri Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, melaksanakan salat istisqa’ di halaman madrasah kompleks pesantren yang terletak di Desa Panaan, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Senin (28/10/2019).
Dalam kesempatan tersebut, tidak hanya ribuan santri yang memadati halaman madrasah untuk melaksanakan salat meminta hujan. Tetapi juga diikuti masyarakat sekitar pesantren yang juga berpartisipasi.
Sebelum melaksanakan salat, para santri bersama masyarakat melakukan tawasul dengan pembacaan doa dan istighasah dipimpin oleh KH Abdul Muhni Sam’an. Selanjutnya mereka melaksanakan salat istisqa’ berjamaah dipimpin KH Kholil Wakib.
“Sesuai dengan anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bila masuk musim kemarau dan air bersih sudah menipis. Maka kita dianjurkan melakukan salat istisqa’ dan memperbanyak bacaan istighfar sebagai tanda taubat,” kata KH Kholil Wakib saat berkhotbah.
Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan bahwa terjadinya kemarau kadang identik akibat perbuatan manusia sendiri. “Berdasar keterangan para ulama, terjadinya kemarau merupakan salah satu dampak dari perbuatan manusia berbuat dosa dan Allah menjauhkan rahmatnya. Sehingga perlu memperbanyak istighfar,” imbaunya.
“Kemarau tahun ini tidak hanya krisis air bersih, tetapi kondisi cuaca juga cukup panas. Sehingga banyak masyarakat di sekitar pesantren yang menghendaki untuk melaksanakan salat istisqa’, apalagi untuk mendapatkan air bersih masyarakat juga terpaksa harus membeli,” jelasnya.
Pada musim kemarau tahun ini, tercatat hanya dua dari total 13 kecamatan berbeda di Pamekasan, yang dinyatakan aman dan bebas dari bencana kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Masing-masing Kecamatan Pakong dan Kecamatan Pamekasan (Kota).
Kedua kecamatan tersebut tidak termasuk dari 11 kecamatan berbeda yang dipastikan terdampak kekeringan yang tersebar di sebanyak 325 dusun yang tersebar di 80 desa dengan total warga terdampak kekeringan terdiri dari 71.032 kepala keluarga.
Mengacu pada data tersebut, tercatat sebanyak 212.321 jiwa terdampak kekeringan dan mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya tersebar di sebanyak 310 dusun di 80 desa berbeda, tambah 15 dusun.
Bahkan dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah masyarakat dipimpin sejumlah pengasuh pesantren melaksanakan hal serupa, yakni salat istisqa’ demi berharap agar musim kemarau segera berakhir. Sekalipun beberapa hari lalu, hujan sempat mengguyur beberapa titik di Bumi Gerbang Salam. (RB)