Ibadah.co.id- Antisipasi konflik antara umat Islam dan Hindu, beberapa masjid di Mumbai, Maharashtra setuju mengurangi volume pengeras suara azan Keputusan itu diambil menanggapi desakan umat Hindu di India yang merasa terganggu dengan suara azan.
“Volume azan kami telah menjadi isu politik, tetapi saya tak ingin itu menjadi masalah komunal,” kata pengkhotbah di masjid Juma Mumbai, Mohammed Ashfaq Kazi, sembari mengecek meteran desibel pengeras suara sebelum menyuarakan azan, dikutip dari Reuters.
Tak hanya itu, Kazi dan tiga ulama dari Maharashtra mengatakan bahwa lebih dari 900 masjid di barat negara itu setuju mengurangi volume azan.
Menurut Kazi, ia menyetujui aturan volume azan ini untuk mengurangi potensi kekerasan yang terjadi antara umat Muslim dan Hindu.
“Kami [umat Muslim] harus tetap tenang dan damai,” tuturnya.
Sebagaimana diberitakan Reuters, kebijakan itu diambil setelah seorang politikus Hindu lokal mengeluhkan volume azan.
Raj Thackeray, pemimpin partai regional Hindu Bharatiya Janata (BJP), mendesak masjid dan tempat ibadah lain untuk menjaga volume azan sesuai yang diizinkan. Bila tidak, Thackeray mengancam ia dan pengikutnya bakal melantunkan doa Hindu di luar masjid sebagai bentuk protes.
“Jika agama menjadi masalah pribadi, lalu kenapa umat Muslim diizinkan menggunakan pengeras suara selama 365 hari (per tahun)?” kata Thackeray kepada reporter di Mumbai.
“Saudara-saudara Hindu saya dan para ibu bergabunglah, jadilah orang-orang yang mengurangi pengeras suara keras ini,” lanjutnya.
Pihak negara bagian Maharashtra kemudian menindaklanjuti tuntutan Thackeray tersebut.
Baca juga : Film The Kashmir File dilarang Tayang di Singapura