Pengasuh Ponpes Semarang Angkat Suara Soal Baliho HRS
Ibadah.co.id – Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang KH.Nuril Arifiin angkat suara soal pencopotan sejumlah spanduk dan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab (HRS). KH.Nuril memberikan dukung atas tindakan yang dilakukan oleh TNI tersebut.
Seperti dilansir cinnindonesia.com pada 22/11/20, langkah TNI dan Polri melakukan pencopotan sejumlah spanduk dan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab (HRS) mendapat dukungan dari sejumlah kalangan masyarakat, tak terkecuali tokoh dan kyai dari Nahdhlatul Ulama (NU).
Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang KH.Nuril Arifiin menilai apa yang dilakukan aparat TNI dan Polri merupakan upaya penyelamatan negara dari perpecahan dan intoleransi yang kerap disuarakan HRS atas nama umat Islam.
“Kita harus dukung seribu persen, yang dilakukan TNI dan Polri sudah tepat. Jangan melihatnya hanya semata-mata itu baliho, itu spanduk saja. Tapi harus dilihat lebih dalam apa yang sudah dilakukan Rizieq selama ini,”ungkap Nuril di Ponpesnya, Sabtu (21/11).
“Selama ini dia selalu berkoar-koar ajakan revolusi, memberontak, makar dan pembentukan opini pemerintah yang selalu salah. Ini sudah tidak bisa ditolerir. Jadi melihatnya jangan hanya sekedar baliho dan spanduk,” lanjutnya.
Nuril yang merupakan mantan Panglima Pasukan Berani Mati pendukung Gus Dur ini juga menilai Rizieq sudah saatnya harus berani bertanggung jawab terhadap ucapannya yang sering menghina aparat TNI dan Polri. Sehingga, bila merasa benar, Rizieq seharusnya saat ini tampil langsung melawan aparat TNI dan Polri yang mencopot spanduk dan balihonya.
“Kalau berani mbok ya sekarang muncul. Tampil dong di depan, hadapi langsung TNI dan Polri. Jangan hanya bisanya menghina saat kotbah atau orasi. Tunjukkan kebesaran jiwanya, katanya seorang pelindung pengayom umat, jangan pendukungnya yang dikorbankan”, tambah Nuril.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Dudung Abdurachman secara tegas mengakui bila pencopotan sejumlah baliho bergambar HRS di Jakarta yang dilakukan aparat TNI adalah atas perintahnya. Dudung pun akan terus melakukan penertiban tersebut karena melihat sosok HRS dan kelompoknya FPI yang seolah-olah tidak mau diatur serta menganggu persatuan dan kesatuan bangsa. (RB)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.