Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Protokol Surat Edaran NU pada Pesantren Terkait Virus Corona

0 20

Ibadah.co.id-Virus corona yang mewabah di Indonesia hari ini terlihat banyak surat ederan resmi, baik dari presiden, pemerintah daerah ataupun ormas Islam, termasuk surat edaran NU pada pesantren terkait virus corona. Itu semua adalah bentuk perlindungan dan antisipatif dampak virus corona yang berkembang secara pesat.

Beberapa minggu sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin menyarankan kepada para dai di Indonesia untuk menghilangkan rasa kekhawatirang berlebihan masyarakat terhadap virus corona.

Ditambah lagi cacatan pasien corona di Indonesia mengalami peningkatan secara pelan-perlahan, tercatat hari ini (14/03) juru bicara penanganan virus corona penambahan 27 kasus baru. Jika diakumulasikan menjadi 96 pasien corona di Indonesia.

Mengenai hal tersebut, Pengurus Pusat Asosiasi Pesantren NU (Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama RMI-NU) mengeluarkan protokol pencegahan virus corona pada pesantren-pesantren di Indonesia.

Berikut  12 isi protokol pencegahan virus corona pada pesantren di Indonesia yang dikutip di Republika yang sudah ditandatangani oleh Ketua H Abdul Ghofarozzin dan Sekretaris Habib Sholeh.

  1. Semua orang yang masuk ke pesantren, baik guru, tamu, santri, wali santri, harus dicek suhu panas badannya menggunakan thermometer inframerah genggam atau yang dikenal dengan thmometer tembak.
  2. Jika suhu badan tamu, guru, santri wali santri, melebihi dari 37,3 derajat celcius, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan masuk area pesantren.
  3. Semua orang yang masuk ke pesantren baik guru, tamu, santri wali santri harus cuci tangan menggunakan sabun atau disinfektan yang telah disediakan.
  4. Pesantren menyediakan tempat cuci tangan dan sabun di setiap pintu masuk pesantren, madrasah, sekolah perguruan tinggi, dan asrama, masjid mushola, dan rumah pengasuh, dan para ustadz (asatidz).
  5. Di setiap pintu masuk diberikan informasi tata cara cuci tangan yang benar dan dikontrol pelaksanaannya baik oleh sesama santri ataupun asatidz.
  6. Pesantren harus absensi dan monitor kesehatan santri secara rutin baik di kelas, asrama, maupun dalam aktivitas lainnya.
  7. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang terutama masyarakat umum perlu ditunda untuk sementara waktu.
  8. Pesantren perlu menyediakan ruangan isolasi yang dapat digunakan guru, santri, dan pengurus pesantren jika mengalami flu, batuk demam, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan dan badan terasa letih.
  9. Jika setelah mendapatkan penanganan gejala-gejala tersebut tidak segera reda atau turun, maka pesantren harus segera merujuk yang bersangkutan ke rumah sakit terdekat.
  10. Pesantren perlu bekerjasama dengan Puskesmas, Rumah Sakit, dan tim media, untuk terus memantau kondisi kesehatan santri, ustadz, dan pengurus pesantren.
  11. Sebagai upaya pencegahan, pesantren perlu menggalakan aktivitas yang dapat meningkatkan imunitas tubuh santri dan pengurus pesantren dan mengkonsumsi vitamin C.
  12. Membaca qunut nazilah, shalawat thibbil qulub dan doa tolak bala sebagai ikhtiar kita kepada Allah agar pesantren dan seluruh bangsa Indonesia terselamatkan dari virus dan bencana ini. (HN/Kontributor)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy