Jelang Milad ke 17, Gaido Travel Gelar Kajian Akbar “Melestarikan Kemambruran Haji dan Umrah”
Ibadah.co.id, Jakarta – Dalam rangka memperingati milad ke 17 tahun yang akan jatuh pada tanggal 18 Februari 20120, Gaido Travel menggelar serangkaian acara. Hari ini mengadakan Kajian Akbar di Masjid Istiqlal Jakarta, 15/12/2019. Kajian itu mengangkat tema “Melestarikan Kemambruran Haji dan Umrah” dihadiri oleh alumni dan calon jemaah haji umrah Gaido Travel dan Toursl, serta masyarakat secara umum.
Direktur PT Gaido Azza Darussalam Indonesia (Gaido Travel & Tours), Nana Sujana dalam sambutannya menyampaiakan bahwa acara ini digelar tak hanya untuk memberikan gambaran dan amalan yang musti dilakukan ketika berada di Tanah Suci, melainkan juga bagi para alumni untuk saling me-recharge keimanan. Tentu saja yang pertama adalah bisa saling silaturrahmi antar sesama calon maupun alumni.
“Inilah ajang silaturahmi akbar untuk melepaskan rasa kangen sesama alumni dan sekaligus me-recharge keimanan alumni dan calon jamaah dengan mengingat bagaimana ketika beribadah di Mekkah, Madinah, atau mabit di Mina dan wukuf di Arafah. Begitu juga, bagi para calon jamaah haji dan umrah di acara ini akan mendapat banyak gambaran seperti apa momen-momen itu akan dilalui,” kata Nana.
Travel yang sudah menerapkan mutu ISO 9001:2015 dengan alumni puluhan ribuan alumni haji dan umrah di seluruh Indonesia terus mengembangkan pelbagai pelayanan terbaiknya menuju Gaido to be nomber 1.
Pendiri sekaligus Pembina Pondok Modern Tazakka, Batang Jawa Tengah, Kyai Anang Rikza Masyhadi yang hadir sebagai pembicara menyampaikan filosofi kenapa dalam ibadah haji dan umrah harus thawaf tujuh putaran? Karena, kata Kyai Anang, sapaan akrabnya, setiap hari dalam satu minggu sebagai makhluk Allah maka harus terus beribadah kepada Allah. “Karena kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah,” kata Kyai Anang.
Menurutnya, ibadah haji dan umrah merupakan ibadah tertinggi. Sebab, dari umrah ke umrah itu bisa menembus dosa. Sementara haji yang mabrur tidak ada balasannya, kecuali Surga.
Terkait haji mabrur, Kyai Anang mengatakan sebenarnya mudah dan sederhana saja, cukup misalnya dengan menebar salam dan memberi makan. Dua kalimat ini, lanjut Kyai Anang, harus dilakukan sebagai bentuk bukti kongkrit indikator haji yang mabrur. “Sepulang haji harus jadi manusia lebih baik dengan bersosial, menebar salam, tegur sapa di lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan,” katanya.
Sedangkan memberi makan memiliki makna yang sangat luas, bukan hanya sekedar memberi makan saja, tapi bisa banyak hal. “Seperti menciptakan lapangan pekerjaan, mendirikan tempat ibadah dan pendidikan, dan membagikan zakat, infak sedekah dan wakaf,” ujarnya.
Calon Jemaah Haji dan Umrah Harus Hati-hati Memilih Travel
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, Arfi Hatim, yang juga menjadi pembicara acara Kajian tersebut menyampaikan bahwa saat ini penyelenggaraan haji dan umrah sudah memasuki era digital. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat muslim khususnya calon jamaah haji dan umrah agar lebih hati-hati lagi dalam memilih biro perjalanan haji dan umrah. pasalnya, kata Arfi, sampai hari ini masih banyak penyelenggara yang tidak resmi yang bandel tetap menjalankan bisnisnya, jangan sampai masyarkat kembali menjadi korban.
Arfi mengatakan bahwa Kemenag akan terus melakukan pengawasan terhadap biro perjalanan haji dan umrah yang sudah punya ijin. “Mereka harus mengikuti prosedur dari pemerintah di antaranya 5 pasti umrah dan Siskopatuh,” kata Arfi. Dengan itu diharapkan tak adalagi kasus-kasus yang merugikan masyarakat.
Maka dari itu, kata Arfi, Kementerian Agama yang hadir sebagai regulator akan memberikan izin dan mencabut izin apabila melanggar aturan. “Sampai saat ini, tidak ada lagi izin umrah yang dikeluarkan, masih disetop. Malah, ada beberapa travel yang izinnya dicabut lantaran melanggar aturan,” tegasnya.
“Dalam kesempatan ini, saya berharap dan kembali menghimbau masyarakat jika ingin menunaikan ibadah haji maupun umrah, daftarlah kepada travel yang berizin, seperti Gaido Travel yang sudah mengantongi izin haji, umrah, pariwisata dan bahkan izin franchise untuk bisnisnya,” kata Arfi.
Sementara pendiri Gaido Travel & Tours Muhammad Hasan Gaido mengatakan bahwa sedari awal pendirian Gaido Travel di 18 Februari 2003 sudah berkomitmen tidak hanya sekedar bisnis semata, melainkan membawa misi dakwah bilhal. “Tidak terasa Gaido Travel tumbuh dan berkembang, mampu bersaing sampai saat ini dengan tetap mematuhi peraturan yang berlaku,” katanya.
Dalam perjalanannya, kata Hasan Gaido, biro perjalanan haji dan umrah yang didirikannya itu memiliki perizinan yang sangat lengkap, sehingga pihaknya yakin Gaido Travel & Tours bisa tampil menjadi travel haji dan umrah yang mampu menjawab tantangan era digital.
“Gaido Travel & Tours bisa buka kantor cabang di semua kota di Indonesia secara franchise, siapapun anda yang ingin terjun ke bisnis ini bisa memiliki usaha sendiri dan mampu membantu masyarakat dari penipuan travel yang tidak bertanggung jawab,” ujar Hasan Gaido yang kini tercatat sebagai President Indonesia Saudi Arabia Business Council (ISABC) ini.
“Semoga ini menjadi dakwah kita karena mau mengajak orang beribadah haji dan umrah serta menjadi perusahaan yang bisa dijalankan oleh banyak orang. Semoga ini menjadi manfaat dan barokah,” ujar Hasan Gaido berharap. (ed.AT/ibadah.co.id/rilis)